Weekend ini saya mau naik gunuuuung! Hehehehehe. Hari Minggu, Senin, dan Selasa minggu depan itu di Korea ada sebuah hari raya yang dinamakan Chuseok (serupa dengan thanksgiving day lah), dan itu berarti weekend ini bakal jadi weekend terpanjang dalam semester ini (buat saya yang Jumat gak ada kuliah, weekend-nya jadi 5 hari, Jumat s.d. Selasa, yuhuuu!) Nah waktu lebaran kemarin, ada teman2 yang ajakin buat hiking ke Jirisan (gunung tertinggi nomor 2 di Korea Selatan, peak-nya 1.915M dpl). Berhubung ada long weekend, ya udah saya ikutan aja :D
Hiking ke Jirisan ini merupakan hiking saya yang ketiga seumur hidup (yang pertama ke Gunung Gwanak di belakang kampus -- tapi gak sampai puncak tertingginya; yang keduanya waktu naik ke Gunung Seorak [Seoraksan] -- 3rd highest mount in South Korea -- sampai ke puncaknya). Total jarak dari naik sampai turunnya lagi bisa mencapai 20km, dan kami berencana ke sana mulai dari hari Jumat malam sampai Minggu malam.
Pengalaman terakhir hiking: Seoraksan (1708M dpl) |
Yakin banget sih bakal tepar, apalagi fisik saya bisa dibilang engga seberapa kuat (kalau gak bisa dibilang lemah, hehe). Jangankan naik gunung, ngejar2 subway di dalam kota aja udah bikin saya ngos-ngosan, wakakakak.
Yah, at least supaya engga tepar-tepar banget, saya udah bikin "resoulsi kebugaran" menjelang naik gunung ini. Mulai hari Minggu kemarin saya udah mulai olahraga ke stadion SNU bareng sama teman. Olahraganya ya ga berat2 amat, cuma lari keliling lapangan atletiknya dan kemarin sambil main bola sedikit. Anyway, yang lari keliling lapangan itu menu wajibnya, dan sepertinya akan tetap dilanjutkan setelah naik gunung nanti, hehehe.
Main bola di lapangan SNU. Photo courtesy: Dedy J. Laisa |
Terus sekarang saya mulai coba2 latihan nguatin kaki dengan cara ke kampus lebih awal dan ambil rute yang lebih jauh dengan medan yang agak lebih berat. Terus juga saya gak akan pakai free shuttle bus buat ke gedung kuliah yang jauh2: semuanya serba jalan. No elevator, as well, kkk. Di kampus mesti naik tangga, gak boleh naik elevator. Dan itu juga berlaku buat di asrama -- dari lantai B1 ke kamar di lantai 9 mesti naik tangga. Begitu juga turunnya. Well, kalau yang naik tangga ini cuma persiapan menjelang naik gunung doang sih. Ntar kalau udahan kaga lagi2 dah. 10 lantai (tepatnya 11 lantai, dari B1 ke L1 itu itungannya ada dua lantai) dihajar pakai kaki doang, sumfah gempor!!! :DDD
Dari basement sampai lantai paling atas, NO ELEVATOR. |
Yah tapi saya rasa 11 lantai naik tangga baru seuprit kalau dibanding pas naik gunung nanti. Nyaho-nyaho dah, yah tapi demi atu pengalaman seru ye kaga nape2 kayaknye *keluar dah Betawinya, hehehe*
Ibarat kata pepatah,
Mendaki-daki ke gunung, berpegal2 kemudian, wakakakakak *peaceeee :DD
Doakan aja saya baik2 aja selama perjalanan, dan nantikan kisahnya di sini.
Stay tune! :D
No comments:
Post a Comment