서울대학교 한국어학반학술 답사 2011
Jalan setapak di belakang penginapan |
By the way, untuk perjalanan terakhir, kami sudah berencana untuk pergi ke Naesosa (내소사), ini juga kuil Buddha. Ternyata di sana banyak orang, dan sepertinya lampion2nya juga lebih meriah dibandingkan dengan kuil2 yang dikunjungi sebelumnya. Sepanjang perjalanan (dengan kaki) dari pintu masuk ke kuilnya, pohon2 tinggi yang berjejer di pinggir jalan setapak membuat "mistis" tersendiri untuk pemandangan alam. Dan mungkin karena sudah 3 hari jalan bareng, kami lebih akrab satu sama lain. Temen jalan2 dan foto2 saya engga lagi cuma YB dan JS saja. Kami juga lebih dekat dengan para bapak dan ibu profesor :D
Pedagang souvenir di pinggir jalan menuju pintu masuk |
Jalan setapak ke kuil |
Kompleks Kuil Naesosa |
Lampion nan semarak |
Setelah 1 jam ngider2 gak jelas di kuil yang lagi ada sembahyangnya, kami turun dan menyantap makan siang di restoran yang berada tepat di depan pintu masuk kuil. Menunya adalah Haemul Kalguksu (해물 칼국수, mie kuah Korea isi seafood). Porsinya banyak, sayang karena mie pasti bakalan cepet laper lagi deh. And it did. Hahahaha.
Menuju Gunsan |
Oh ya, sepanjang perjalanan pinggir pantai, ada satu hal yang membuat saya agak kaget juga. Di sini, persis di pinggir pantai itu ada desa petani yang subur ditumbuhi sama padi2. Amazed aja gitu, di pinggir pantai yang notabene dipenuhin air asin gitu tapi kok padi bisa tumbuh. Atau emang jangan2 padi bisa tumbuh di pinggir pantai dan sayanya aja yang gak gaul? Hahahaha. Tapi yang jelas kalau bener gitu, berarti Korea Selatan bener2 memanfaatkan setiap sudut tanahnya untuk melakukan ekstensifikasi pertaniannya. Luar biasa. Gak heran kalau mereka udah engga usah lagi khawatir terhadap ketersediaan bahan pangannya.
Terus saya juga kagum aja sama Korea. Untuk semakin melancarkan arus lalu lintas, mereka bisa bikin jalanan di tengah laut. Mungkin Indonesia bisa niru juga, teurtama untuk jalur Pantura. Tapi yang jadi masalah duitnya itu mau dateng dari manah +_+ Belum lagi pembangunannya butuh perancangan yang superhebat dan akurat, bahannya gak boleh oplosan dan mesti sesuai dengan takaran, plus perawatannya butuh dana besar karena air laut lebih korosif dan terjangan ombak bakal membuat pondasi jalanan lebih cepat rusak. Yah, sepertinya untuk saat ini pembangunan jalan pintas via laut di Indonesia itu masih sebatas mimpi aja T_T
Terus saya juga kagum aja sama Korea. Untuk semakin melancarkan arus lalu lintas, mereka bisa bikin jalanan di tengah laut. Mungkin Indonesia bisa niru juga, teurtama untuk jalur Pantura. Tapi yang jadi masalah duitnya itu mau dateng dari manah +_+ Belum lagi pembangunannya butuh perancangan yang superhebat dan akurat, bahannya gak boleh oplosan dan mesti sesuai dengan takaran, plus perawatannya butuh dana besar karena air laut lebih korosif dan terjangan ombak bakal membuat pondasi jalanan lebih cepat rusak. Yah, sepertinya untuk saat ini pembangunan jalan pintas via laut di Indonesia itu masih sebatas mimpi aja T_T
Pantai yang ada daerah pertaniannya |
Yah anyway pokoknya sejak bus kembali melaju di jalanan-atas-tanah, saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur. Di luar pun gak ada pemandangan seru. Dan saya baru kebangun ketika jalannya bus mulai tersendat2 saat memasuki daerah pinggiran Seoul. Sekitar jam setengah 7, kami sampai di SNU lagi dengan selamat, dan saya kembali ke dunia nyata lagi, hehe.
Beneran deh, perjalanan itu memang banyak kesan menarik, baik senang maupun sedih. Saya jadi semakin menantikan liburan musim panas nanti, karena saat liburan lah kita bisa jalan2 dengan tenang. Kalau jalan2 kemarin, pikiran saya masih lebih banyak dibebani oleh report dan UTS yang masih tersisa, jadi masih gak tenang. Next time harus bisa ngikut ke sebuah adventure yang seru, dan HARUS ADA TEMAN INDONESIANYA, jadi ada kawan yang lebih senasib dan sepenanggungan gituu, kkkk.
_________________________________
Oh iya, tanggal 7 Mei nanti saya akan pergi study tour lagi. Kalau yang tanggal 27 April~29 April ini kan study tour wajib jurusan, nah yang tanggal 7 Mei nanti itu adalah study tour wajib untuk mata kuliah Bahasa dan Kebudayaan Korea yang merupakan matkul golongan wajib universitas (jadi mau gak mau mesti pergi, hehe).
Patung King Sejong di Gwanghwamun, Seoul |
Dengan biaya 10.000 won (biaya transport dan makan), saya dan teman2 sekelas akan pergi mengunjungi makam King Sejong, seorang raja yang sangat berjasa karena berhasil membuat Hangeul (alfabet Korea) dan pertama kali memperkenalkan pada tahun 1446. Makam Raja Sejong itu terletak di kota Yeoju di provinsi Gyeonggi, sekitar 91km dari SNU, mungkin sekitar 1 jam 30 menit perjalanan naik mobil. Rencananya adalah berangkat pagi hari dan sore harinya sudah kembali lagi ke Seoul. Nice, kayaknya bakal seru, dan teman2 sekelas itu kebanyakan mahasiswa asing, jadi saya rasa kami bakalan lebih nge-blend deh, hihi. Pokoknya tunggu aja tanggal mainnya, okeh? :D
Sampai bertemu lagi!
No comments:
Post a Comment