Tentang Saya

My photo
Seoul, 서울특별시, South Korea
Seorang bocah penggemar balapan Formula 1 dan sepak bola, sedari kecil menyukai dunia penerbangan dan terbang dengan pesawat. Saat ini sedang menunaikkan misi pendidikan sarjana di Seoul National University, Korea Selatan, dengan jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea. Memiliki ketertarikan pada fotografi dan wisata, juga bermimpi untuk bisa keliling dunia, baik sebagai seorang backpacker dengan dana secukupnya dan juga sebagai seorang high-end traveller berduit segudang.

Saturday, March 12, 2011

South Korea's Four Seasons: Spring


韓國四季節:
한국의 사계절: 봄

Suhu di termometer desktop
Hari ini cuaca di Seoul hangat. Kalau menurut situs forecast, suhu di Seoul siang hari ini sekitar 13 derajat Celcius. Setelah berbulan-bulan dibekap hawa-menusuk-tulang musim dingin, akhirnya hari ini saya bisa merasakan hangatnya sinar matahari, hehe. Sepertinya musim semi udah mulai datang nih. Bulan Maret normalnya memang bulan pergantian musim dari musim dingin ke musim semi. Nah, engga ada angin engga ada hujan, engga ada tukang bajaj dan engga ada tukang somay (apa sih?! hehehe), siang ini tiba2 terbesit dalam benak saya untuk bikin postingan tentang musim-musim di Korea. Hmm, kali aja bisa jadi referensi buat ente2 pade yang kepo (kepingin tahu) tentang musim2 di Korea.  Berhubung sekarang lagi hangat, saya nulis tentang musim semi duluan deh.

Biar engga kepanjangan, langsung aja cekidot deh Gan, okeh oke? :D



Bunga Sakura (source)

Musim semi dalam bahasa Korea adalah bom (봄). Normalnya dimulai dari pertengahan Maret sampai pertengahan April. Boleh dibilang musim semi ini sangat dinanti-nantikan oleh banyak orang, terutama mereka yang engga tahan sama udara dingin, hehe. Di musim semi ini, suhu udaranya berkisar antara 10-20-an derajat Celcius dengan mulai adanya udara yang lebih lembab ketimbang musim dingin yang superkering. Ketika awal masuk musim semi, udara dingin bawaan dari musim dingin masih ada dan diperparah dengan hembusan angin yang lumayan kencang. Suhu udara pun masih berkisar antara 0C sd. 10C (kalau di Korsel bagian selatan seperti Daegu atau Busan, suhu udara lebih tinggi sekitar 2C-5C dibandingkan dengan daerah Korsel bagian utara seperti misalnya Seoul dan Incheon. Sedangkan kalau di Pulau Jeju, normalnya suhu udara 4C-5C lebih panas dari Seoul). Periode udara dingin dan angin kencang musim semi ini disebut sebagai kkot-saem-chu-wi (꽃샘추위) dalam bahasa Korea. Di pertengahan musim semi, udara menghangan dengan suhu dua digit, dan di akhir musim semi, sinar matahari sudah mulai "menyakiti" kulit dan udara musim panas sudah menanti dengan suhu di atas 25C.

Nah, di musim semi ini banyak banget orang yang pergi piknik atau sekedar gelar lapak di lapangan rumput entah itu barengan sama keluarga ataupun sama rekan2 kantor/kampus. Alasannya engga lain dan engga bukan ya karena udara udah menghangat tapi engga panas dan engga lembab, jadi kalau mau bikin kegiatan outdoor engga bakal banjir keringat dan engga kepanasan juga. Apalagi setelah sekian bulan engga merasakan sinar matahari ketika musim dingin, jelas lembutnya sinar matahari musim semi dicari2 oleh banyak orang.

Suasana festival bunga Sakura (source)
Di samping itu, di Korea juga banyak pohon Ceri yang sama seperti pohon Ceri yang ada di Jepang. Anda pasti tahu kalau pohon Ceri yang saya maksud lebih terkenal dengan bunga Sakuranya, hehe. Bunga Sakura kalau dalam bahasa Korea adalah beot-kkot (벚꽃). Bunga ini mekar di saat musim semi sedang hangat-hangatnya dan kalau segerombolan bunga ini mekar serempak, subhanallah, luar biasa indahnya! Saking indahnya, di berbagai daerah di Korea pun diadakan festival melihat bunga yang kalau di Jepang dikenal dengan sebutan Hanami (花見) dan di Korea dinamakan Beotkkot Chukce (벚꽃축제). Festival ini bisa ditemukan hampir di seluruh pelosok Korea Selatan, mulai dari festival besar seperti di Pulau Jeju dan di daerah Jinhae di Gyeongnam (Korsel selatan, dekat kota Busan) hingga yang kecil-kecilan seperti misalnya di lapangan rumput terbuka yang banyak ditumbuhi pohon Ceri. Di Seoul pun juga ada festival bunga seperti itu yang diadakan di daerah Yeouido. Biasanya festival ini diadakan pada awal hingga pertengahan bulan April, dan normalnya Korea bagian seatan yang lebih hangat mengadakan festival ini lebih awal ketimbang bagian utara. Orang2 yang ikutan festival ini luar biasa banyaknya. Mulai dari pagi sampai malam, orang2 terus saja berdatangan. Kalau mau yang agak sepi, cari saja lapangan yang ada pohon cerinya dan gelar tiker dah di sana, hehe.

Sepucuk Dandelion
Selain bunga Sakura, masih banyak bunga-bunga lainnya yang bermekaran di musim semi. Paduan bunga-bunga berwarna merah muda, kuning, putih, dan merah membuat musim semi jadi berwarna. Hirup nafas dalam-dalam dan Anda akan bisa merasakan wanginya bunga2 yang mekar. Tentu saja jangan tarik napas di samping knalpot bus. Yang ada malah mati keracunan karbon monoksida nanti, hehehehe.

Musim semi indah, kan? hehe. Tapi jangan salah, musim semi ada engga enaknya juga lho. Yang pertama adalah, berhubung banyak bunga yang mekar di musim semi, serbuk bunga pun banyak beterbangan di udara. Efek serbuk bunga bakal menjadi masalah banget buat orang yang sensitif. Orang yang engga sensitif terhadap serbuk bunga pun kadang juga merasakan efeknya. Serbuk bunga ini kadang bikin iritasi mata (mata gatal/perih atau mata merah), kadang juga bikin badan gatal-gatal. Terus kadang pernapasan juga terganggu, terutama orang yang alergi terhadap serbuk bunga dan penderita asma. Efeknya bisa bikin bersin-bersin, ingus meler sepanjang hari, dan engga menutup kemungkinan terjadinya sesak napas akut (ISPA). Orang yang sensitif terhadap serbuk bunga dan juga penderita asma sangat-sangat dianjurkan menggunakan masker ketika keluar rumah. Lalu sebisa mungkin hindari penggunaan lensa kontak untuk menghindari iritasi mata, dan selalu cuci tangan, kaki, dan wajah sehabis bepergian dari luar rumah.

Hal luar biasa lainnya yang  terjadi di Korea ketika musim semi adalah, di musim semi Korea selalu mendapat "bingkisan spesial" dari Gurun Gobi di daratan Cina dan Mongolia, yaitu badai debu pasir kuning yang dalam bahasa Korea disebut dengan hwangsa (황사). Badai debu ini disebabkan oleh adanya angin kencang yang berhembus dari daerah gurun Gobi yang menerbangkan butiran-butiran debu pasir gurun tersebut ke arah Cina dan semenanjung Korea, termasuk juga Jepang.

Ketika angin ini "mampir" ke Korea, udara pun jadi dipenuhi pasir dan partikel-partikel debu berwarna kuning kemerahan, membuat siang hari menjadi seperti diselimuti "kabut" pasir tebal berwarna jingga, dan debu ini bisa terus menggantung di langit Korea sampai tiga hari atau bahkan seminggu. Saya pernah suatu ketika tanpa mengetahui adanya hwangsa, saya keluar dengan menggunakan jaket berwarna putih. Dan efeknya adalah, jaket putih kesukaan saya langsung masuk laundry karena warna putihnya berubah jadi coklat! Grrrrr, hiks hiks. Setelah itu juga saya batuk-batuk dan agak sedikit bermasalah dengan mata, dan benar saja, keesokan harinya langit siang hari tak lagi berwarna biru melainkan berubah jadi jingga. Kegiatan outdoor pun terganggu akibat hwangsa itu. Hal terbaik yang bisa kita lakukan ketika ada hwangsa adalah stay at home. Kalau pun terpaksa keluar, gunakan masker, hindari lensa kontak, dan jangan pakai pakaian berwarna putih (atau kau akan menyesal kalau pakaian putihmu menjadi kusam dan tak bisa lagi bersinar, hahaha *ketawa jahat). Tambahan lagi, kalau abis dari luar, engga ada salahnya langsung mandi pas sampai rumah, karena debu2 itu menempel di tubuh kita dan bikin badan rasanya ada kremes-kremesnya gitu, hehe.

Kota Seoul ketika terkena hwangsa (source)
Dokumentasi dari Yonhap News (source)
Mobil tertutupi pasir (source)


Oh iya, terus, musim semi juga punya mitos, lho! Katanya musim semi di Korea itu adalah musim di mana gadis2 yang masih single merasa kesepian dan mulai melancarkan aksinya untuk cari gandengan. Saya sendiri engga terlalu tahu asal-usul kisah ini, tapi katanya sih udara hangat musim semi itu membuat hati wanita jadi menghangat dan menginginkan sentuhan nan hangat pula. Karena saya laki-laki, saya gak tau dah ini beneran atau kaga, pernah sih tanya satu temen perempuan orang Korea. Doi bilang sih begitu. Nah, buat cowok-cowok yang juga masih single dan ada ketertarikan sama gadis Korea, bisa dibilang musim semi adalah waktu yang pas buat "hunting" pacar, hahaha. Jangan heran kalau pas musim semi jumlah cewek yang ikutan sogaething (소개팅: kaya cari2 jodoh one-on-one gitu tapi sama orang yang belum dikenal) ataupun mithing (미팅: ketemuan cewek-cowok, biasanya 4 on 4 dan cari mana yang cocok) bakal lebih banyak daripada biasanya, hehehe. Perhaps ada yang mau gitu ikutan, hahaha.

Nah terus juga yang terakhir, sebagai intermezzo aja, pas musim semi (terutama akhir) biasanya ada diskon-diskon baju musim panas dan baju2 musim dingin juga banyak yang dijual murah. Jadi buat yang suka belanja, kesempatan bagus tuh cari-cari baju yang didiskon dalam udara hangat. Shopping pun bakalan lebih enak kayanya, at least kalau mau ngiter-ngiter engga bakal keringetan dan BB, hehehe.

Yah, segitu aja sih info yang bisa saya beberkan tentang musim semi. Postingan berikutnya bakalan berhubungan dengan informasi seputar musim panas di Korea. Nantikan edisi berikutnya, jangan sampai ketinggalan. Chau!! ;D

1 comment: